Selasa, 23 Oktober 2012

Cara Mengenali 3 Tipe Belajar Anak

Setiap anak memiliki kemampuan belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan dan teknik pengajaran yang berbeda pula.

Di sekolah umum, mungkin metode pengajaran disamakan untuk semua murid. Tapi Anda bisa membantu sang anak menerima pelajaran lebih baik saat belajar di rumah. Untuk itu, Anda harus mengenali terlebih dahulu cara belajar anak.

Dikutip dari Child Central, tipe belajar anak bisa dibedakan menjadi tiga, visual; audotiry dan kinestetik. Masing-masing tipe punya keunggulan juga kelemahan. Seperti apa? Berikut ini penjelasannya.

1. Visual
Tipe visual bisa menyerap pelajaran lebih baik dengan melihat. Mereka lebih suka melihat atau membaca terlebih dulu sebelum belajar hal-hal baru. Diperkirakan, sebanyak 80% pelajaran bisa dimengerti melalui penglihatannya. Membaca buku dan melihat gambar adalah cara belajar yang paling disukainya.

Tipe visual juga biasanya memilih duduk di kursi terdepan di sekolahnya, agar dia bisa melihat dengan jelas guru dan papan tulis. Mereka sangat bagus menuliskan ulang apa yang ada di papan tulis, tapi kadang suka terlewat instruksi yang diberikan secara oral (dikte-red).

Coba perhatikan tingkah laku anak Anda saat mengerjakan pekerjaan rumah. Jika si anak lebih mudah mengerti dengan membaca, tertarik pada gambar, diagram, tabel serta grafik; kemungkinan besar anak Anda punya tipe belajar visual. Maka untuk membantunya belajar di rumah, sediakan papan tulis serta gambar-gambar menarik sebagai komponen pendukung agar dia lebih mudah mengerti dan tertarik belajar.

2. Auditory
Anak dengan tipe belajar auditory, harus mendengarkan pelajaran mereka untuk memahaminya. Mereka lebih suka segala sesuatunya dijelaskan dengan perkataan. Tanyakan pada anak Anda, apakah dia lebih suka menyimak pelajaran dari papan tulis atau saat guru mendiktenya? Jika dia memilih yang kedua, maka si anak adalah tipe auditory.

Dilansir oleh eHow, tipe pendengar biasanya merekam informasi yang telah diucapkan. Beberapa dari mereka bahkan merasa lebih nyaman belajar jika disertai suara musik pelan. Mereka biasanya mengingat pelajaran dalam bentuk lagu favorit atau puisi. Keuntungan dari tipe ini, mereka tidak mudah bosan belajar, selama materinya disampaikan dengan cara audio.

Bila anak Anda termasuk tipe auditory, Anda bisa membekalinya dengan perangkat audio seperti MP3 player yang dilengkapi fitur audio recording. Sebelumnya, minta bantuan guru di sekolahnya untuk menyampaikan materi secara visual maupun audio dengan intensitas yang sama. Dengan begitu, anak dengan kemampuan belajar visual maupun auditory bisa sama-sama menyerap pelajaran dengan baik. Namun jika si anak tetap sulit menangkap pelajaran --karena sebagian besar sekolah reguler menerapkan metode pengajaran visual-- Anda bisa memasukkannya ke sekolah privat atau home schooling.

3. Kinestetik
Anak dengan kemampuan belajar kinestetik tidak bisa hanya duduk tenang dan menunggu informasi disampaikan. Mereka tertarik mencari sendiri hal-hal yang ingin mereka tahu tanpa harus selalu membaca buku panduan. Oleh karena itu, tipe ini cenderung tidak bisa diam dan kerap dianggap anak nakal karena kerap tidak bisa diam dan sulit mendengarkan penjelasan guru di sekolah.

Selain itu, tipe kinestetik sangat suka berjalan-jalan karena mereka melihat lingkungan sekitar dengan cara berbeda. Bagi mereka, bumi adalah sebuah taman bermain raksasa yang penuh dengan berbagai hal menarik yang ingin mereka ketahui dan jelajahi.

Tanyakan pada anak Anda, ketika mendengar kata 'kucing', apa yang langsung terlintas dalam pikirannya? Jika ia mengatakan; 'hewan dengan bulu-bulu halus', kemungkinan besar si anak adalah tipe kinestetik. Sentuhan dan rasa sangat penting baginya dan dia lebih tertarik pada pelajaran yang bersifat eksperimen dan study tour.

Ajari dia belajar dengan cara mencontohkan apa yang harus dia lakukan. Tipe kinestetik menangkap informasi baru dengan melihat apa yang dilakukan orang lain, lalu mencobanya sendiri. Gunakan balok-balok atau magnet bertuliskan huruf alfabet untuk ajarkan dia mengeja. Si anak akan mengingat huruf-huruf dengan menyentuh dan memindah-mindahkannya. Buat aktivitas belajar dalam beberapa sesi dengan waktu yang pendek, dan tawarkan istirahat sebentar di setiap akhir sesi agar tidak lelah.

Sumber : detik.com
 

Scoliosis? Apa tuh?

Halo kawan! Posting pertama saiya nih ehehe.. *apasihsa* 
Di posting ini saiya mau jelasin apa itu Scoliosis, mungkin temen-temen udah pada belajar sekilas pas SD, SMP, maupun SMA, tapi belom tau secara detailnya kan? 

======================================================================

 Skoliosis?

Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya. Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung.

Sekitar 4% dari seluruh anak-anak yang berumur 10-14 tahun mengalami skoliosis; 40-60% diantaranya ditemukan pada anak perempuan, yah termasuk saiya sih :D

Penyebab

Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:

1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu.

2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat penyakit berikut:
- Cerebral palsy
- Distrofi otot
- Polio
- Osteoporosis juvenil

3. Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui. Tapi ada kemungkinan dari keturunan setau saiya ):

Gejalanya berupa:
- tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
- bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
- nyeri punggung
- kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
- skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60?) bisa menyebabkan gangguan pernafasan.

Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan pada punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri.

Diagnosa

Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan sehingga pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi.
Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks.

# Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: Rontgen tulang belakang
# Pengukuran dengan skoliometer (alat untuk mengukur kelengkungan tulang belakang)
# MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen).

Pengobatan

Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat dan lokasi kelengkungan serta stadium pertumbuhan tulang.
Jika kelengkungan kurang dari 20 derajat, biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan.

Pada anak-anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30 derajat, karena itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk membantu memperlambat progresivitas kelengkungan tulang belakang. Brace dari Milwaukee & Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti.
Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun neuromuskuler.

Jika kelengkungan mencapai 40 derajat atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan.
Pada pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang. Tulang dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai tulang pulih (kurang dari 20 tahun).
Sesudah dilakukan pembedahan mungkin perlu dipasang brace untuk menstabilkan tulang belakang.

Kadang diberikan perangsangan elektrospinal, dimana otot tulang belakang dirangsang dengan arus listrik rendah untuk meluruskan tulang belakang.

Apa yang terjadi jika skoliosis tidak di tangani?
  • Sistem pernafasan 
    • Pada skoliosis berat, di mana lengkungan lebih dari 70 derajat, iga akan menekan paru-paru, sehingga menimbulkan kesulitan bernafas. bengkoknya tulang belakang juga bisa mengakibatkan volume paru paru ataupun rongga dada jadi berkurang karena sebagian bengkoknya tulang mengambil ruang atau tempat paru paru. 
  • Sistem kardiovaskuler 
    • Pada lengkungan yang lebih besar dari 100 derajat, kerusakan bukan hanya pada paru,namun juga pada jantung. Pada keadaan demikian, infeksi paru terutama radang paru akan mudah terjadi. jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah. Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia. 
  • Sistem musculoskeletal 
    • Pada beberapa penelitian, disebutkan bahwa skoliosis depan menimbulkan risiko kehilangan densitas tulang (osteopenia). Terutama pada wanita yang menderita skoliosis sejak remaja dan risiko menderita osteoporosis akan meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia. Selain postur tubuh yang jelek, skoliosis tingkat ringan dan sedang baru menimbulkan keluhan bila sudah berusia di atas 35 tahun. Keluhan yang mereka derita biasanya sakit kronis di daerah pinggang yang lebih dini dibandingkan orang yang normal seusianya. Hal ini akibat proses degenerasi yang lebih dini. Daerah yang menerima beban yang berlebihan (daerah cekung=concave) akan lebih cepat mengalami proses degenerasi ini. 
    • Kifosis juga dapat terjadi, Jika  scoliosis dibiarkan tidak diobati, dapat menyebabkan tulang belakang bagian atas untuk memutar, menghasilkan, bulat, atau membungkuk kembali. Hal ini dikenal sebagai kyphosis dan juga akan menyebabkan sakit punggung
  • Sistem pencernaan 
    • sistem pencernaan terganggu karena ruang di perut terdesak tulang, sehingga kerja peristaltic usus kian menurun 
  • Sistem neuromuskuler 
    • berdampak tidak baik pada struktur disekitarnya, salah satunya adalah menekan saraf yang berseliweran di tulang belakang, gejalanya dapat berupa pegal, kesemutan, sulit bernafas (karena fungsi paru-paru dan jantung terganggu), cepat merasa lelah, susah untuk fokus, dan lain sebagainya.
Prognosis

Prognosis tergantung kepada penyebab, lokasi dan beratnya kelengkungan.
Semakin besar kelengkungan skoliosis, semakin tinggi resiko terjadinya progresivitas sesudah masa pertumbuhan anak berlalu.

Skoliosis ringan yang hanya diatasi dengan brace memiliki prognosis yang baik dan cenderung tidak menimbulkan masalah jangka panjang selain kemungkinan timbulnya sakit punggung pada saat usia penderita semakin bertambah.
Penderita skoliosis idiopatik yang menjalani pembedahan juga memiliki prognosis yang baik dan bisa hidup secara aktif dan sehat.

Penderita skoliosis neuromuskuler selalu memiliki penyakit lainnya yang serius (misalnya cerebral palsy atau distrofi otot). Karena itu tujuan dari pembedahan biasanya adalah memungkinkan anak bisa duduk tegak pada kursi roda.

Bayi yang menderita skoliosis kongenital memiliki sejumlah kelainan bentuk yang mendasarinya, sehingga penanganannyapun tidak mudah dan perlu dilakukan beberapa kali pembedahan.

======================================================================

 Walah setelah tau ngeri juga ya.. apalagi kalo udah parah derajatnya.. saiya jadi ngeri sendiri.. orz #selfslap 

Oh iya Scoliosis itu adalah "kelainan" bukan penyakit.. jadi yah.. bagi para penyandang scolioser gak bisa sembuh total, yang kita bisa cuma mengantisipasi biar derajatnya gak nambah. Efek scoliosis  suka bikin jengkel juga sih kayak gampang cape, gak bisa lari cepet2, loncat, dan melakukan hal2/olahraga berat, trust me, IKUTI SARAN DOKTER.. saiya udah kena karmanya sekali.. badan kaku dan punggung kesemutan.. mau melakukan aktivitas aja susahnya minta ampun gara2 sakit punggung.. =__=; 

 Walau tau kita gak bisa sembuh total, jangan putus asa! Kita pasti mampu kok beraktivitas layaknya temen2 kita yg normal! SEMANGAT SCOLIOSER! XDD

Source: Wikipedia, http://wulanweki.blogspot.com/2009/07/apa-itu-skoliosis.html , http://sikkahoder.blogspot.com/2012/07/skoliosis-proses-terjadinya-penyebab.html